Kesehatan Mental dalam Psikologi Islam 2022

Halo sahabat pada kesempatan kali ini saya akan menyajikan artikel mengenai kesehatan mental dalam psikologi islam.Bagaimana sih ulasannya ,mari kita simak secara seksama ulasan di bawah ini.

Inilah ulasan kesehatan mental dalam psikologi islam sebagai berikut

Kesehatan Mental dalam Psikologi Islam .
gambar:https://imgx.sonora.id/crop/0x0:0x0/360×240/photo/2020/10/06/4048665183.jpg

Ada beberapa definisi kesehatan mental dalam literatur psikologi. Mustafa Fahmi, yang dikutip oleh Muhammad Mahmud Mahmud, menemukan dua model dalam definisi kesehatan jiwa: pertama, model negatif (salabiy) yang menurutnya kesehatan jiwa adalah menghindari segala neurosis (al-amradh al-ashabiyah) dan psikosis (al-amradh). al-ashabiyah). ). -amradh al-dhihaniyah). Kedua, model positif (ijabiy) bahwa kesehatan jiwa merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan dirinya dan lingkungan sosialnya.

Zakiah Daradjat mendefinisikan kesehatan jiwa secara penuh sebagai “terwujudnya keselarasan sejati antara fungsi-fungsi jiwa dan terciptanya keselarasan antara individu dengan dirinya dan lingkungannya berdasarkan iman dan takwa”.

Dalam Islam, tiga model telah dikembangkan untuk mengeksplorasi metode memperoleh dan memelihara kesehatan mental: pertama, metode Tahalli, Takhall, dan Tajalli; Kedua, metode syariah, tariqah, haqiqah dan ma’rifat; dan ketiga, metode iman, Islam dan ihsan. Di sini kami lebih memilih sampel ketiga.

Metode Imaniah Iman secara harfiah didefinisikan dengan rasa aman (al-aman) dan kepercayaan (al-amanah). Orang yang beriman berarti jiwanya merasa tenang dan sikapnya penuh keyakinan dalam menghadapi persoalan hidup.

Dengan iman, seseorang memiliki tempat untuk bersandar, tempat untuk mengadu, dan tempat untuk memohon jika dia memiliki masalah atau kesulitan dalam hidupnya, baik secara fisik maupun psikologis. Jika seseorang telah melakukan segala upaya untuk mencapai suatu tujuan tetapi masih gagal, bukan berarti menyerah atau bunuh diri. Iman memaksa Anda untuk mengoreksi diri sendiri, terlepas dari apakah Anda sudah memaksimalkan usaha Anda atau belum. Sesuai dengan hukum Anda atau tidak. Jika ini sudah sesuai dengan hukum-Nya, tetapi masih gagal, maka hikmah di balik kegagalan itu harus diperhatikan. Allah SWT menguji kualitas keimanannya melalui kegagalan atau cinta agar hambanya yang taqwa tidak sombong atau angkuh ketika berhasil.

Metode Islam memiliki tiga makna etimologis Islam, yaitu, penyerahan dan penyerahan (al-silm), perdamaian dan keamanan (al-salm) dan keamanan (al-salamah).

Penerapan metode Islami dapat menciptakan pribadi muslim (syakhshiyah al-Muslim) yang mendorong untuk menjalani kehidupan yang suci dan suci serta mampu beradaptasi dengan segala keadaan. Kondisi seperti itu mutlak diperlukan untuk menciptakan kesehatan mental. Lima karakter ideal lahir dari kepribadian muslim.

Pertama, akhlak syahadatain adalah akhlak yang mampu melenyapkan dan menyingkirkan semua mata rantai dan wilayah ketuhanan yang bersifat temporal dan relatif, seperti materi dan nafsu.

Katakan padaku siapa yang menganggap keinginannya sebagai Tuhan. Jadi bisakah Anda menjadi pengasuh Anda sendiri? (Surat al-Furqon: 43)

Kedua, akhlak mushall, yaitu akhlak yang mampu berkomunikasi dengan Tuhan (ilahi) dan dengan sesamanya (manusia). Komunikasi ilahi ditandai dengan takbir, sedangkan komunikasi manusia ditandai dengan salam. Karakter Mushall membutuhkan kemurnian eksternal dan internal. Kesucian lahiriah diwujudkan dalam penyucian (Al-Maidah sura: 6), sedangkan kesucian batin diwujudkan dalam keikhlasan dan kekhidmatan (Sura al-Mu’minun: 1-2).

Ketiga, akhlak muzakki, yaitu akhlak yang berani mengorbankan hartanya demi kesucian dan kesucian jiwanya (QS. At-Taubah: 103). Karakter Muzakki membutuhkan pencarian yang sah atas properti dan distribusi legalnya. Ini membutuhkan produktivitas dan kreativitas.

Keempat, akhlak sya’im adalah akhlak yang mampu mengendalikan dan menahan hawa nafsu yang rendah dan liar. Karakter Sya’im termasuk pantang makan, minum dan hubungan seksual ketika dan di mana dilarang.

Kelima, akhlak haji yang rela mengorbankan harta, waktu bahkan nyawanya untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Karakter ini menciptakan jiwa egaliter, memiliki pandangan inklusif dan pluralistik, melawan kebatilan dan meningkatkan pemahaman wisata spiritual.

Metode Ihsanah

Ihsan secara harfiah berarti baik. Orang yang baik (muhsin) adalah orang yang mengetahui hal-hal yang baik, menggunakan tata cara yang baik dan bertindak dengan niat yang baik.

Cara ini bila dilakukan dengan benar akan mengembangkan kepribadian muhsin (syakhshiyah al-muhsin), yang dapat melalui beberapa tahapan. Pertama, tahap awal (al-bidayah). Bagian ini disebut juga fase takhall.

Takhalli menyucikan dirinya dari semua kualitasnya yang kotor, keji dan tidak bermoral. Kedua, tahap keikhlasan dalam mengejar kebaikan (al-mujahadat). Pada tahap ini, kepribadian seseorang dibersihkan dari sifat-sifat keji dan tidak bermoral, dan kemudian seseorang dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mengisi dirinya dengan perilaku yang baik. Bagian ini juga disebut tahalli. Ketiga, tahap perasaan (al-muziqat). Pada fase ini seorang hamba tidak hanya menaati perintah Penciptanya dan menjauhi larangannya, tetapi juga merasakan kelezatan, kedekatan, nostalgia dengan-Nya, bagian ini disebut Tajalli.

Begitulah sahabat ulasannya yang bisa saya sajikan untuk kalian semoga bermanfaat ya,terimkasih.

Berkomentarlah dengan bijak dan bertanggung jawab. Komentator bertanggung jawab penuh atas komentar sebagaimana diatur dalam undang-undang ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!